Senin, 03 November 2014

Mubur akan Menjadi Kecamatan Baru

Pulau Mubur, Anambas
ANAMBAS-Baru-baru ini kita mendengar paparan dari Pemerintah Daerah tentang Pemekaran Kecamatan di Palmatak. Rencananya Palmatak akan dibagi dua. Setujuuuuu....

Wilayah yang akan dimekarkan adalah Pulau Mubur yang terpisah lautan dari Pusat Kecamatan. Sehingga masyarakatnya kesulitan dalam menjangkau pusat kecamatan.


Sambutan dari Masyarakat pun juga baik. Masyarakat di Pulau Mubur langsung mempersiapkan pusat kecamatannya. Karena pemekaran nantinya akan mendekatkan urusan masyarakat dengan pemerintah. Sehingga layanan terhadap masyarakat cepat terlaksana.

Kalau begitu apa sih yang dimiliki oleh Pulau Mubur. Sehingga layak dijadikan Kecamatan? Jomlah kite tengok.

Pulau Mubur merupakan pulau terbesar ke-empat di Kepulauan Anambas. Setelah Jemaja, Palmatak dan Siantan. Pulau ini berhadapan langsung dengan laut perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yakni Malaysia, Thailand, Kemboja dan Vietnam.

Namun pemukiman masyarakatnya dominan diwilayah pedalaman. Menghadap ke Pusat Kabupaten di Pulau Siantan. Sedangkan bagian luar pulau ini belum berpenghuni.

Pulau Mubur terdiri dari tiga desa. Desa Bayat, Desa Piasan dan Desa Mubur. Masyarakatnya hidup sebagai pekebun dan nelayan. Tempat tinggal dominan di pesisir. Rumah-rumah panggung berdiri diatas laut.

Perkebunanya Kelapa, Cengkeh dan buah-buhan. Sedangkan nelayanya adalah nelayan budidaya, nelayan bagan dan nelayan pancing. Usaha lainya juga beternak seperti ayam dan lembu.

Kerena pulau Mubur dekat dengan pusat Minyak dan Gas (Migas) Blok B di Pulau Matak. Sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai karyawan Migas.

Sedangkan potensi alamnya saat ini adalah air bersih. Hutan yang masih terjaga menjadikan Pulau Mubur sebagai pemasok air bersih kapal-kapal logistik di Kepulauan Anambas. Selain itu teluk-teluk di Pulau ini ditumbuhi hutan bakau yang menjaga eksistem ikan dan terumbu karang.

Tidak hanya itu, hutan yang lebat ini menghasilkan madu lebah hutan. Sudah tidak asing lagi, kalau madu lebah dari Desa Bayat terkenal keasliannya. Madu lebah hutan ini biasanya panen pada bulan Aapril dan Agustus.

Selain itu beberapa pulau kecil terdekat pulau ini. Juga menjadi transit penyu untuk bertelur. Sehingga tak heran bila kita berkunjung ke pulau ini, akan disuguhkan telur penyu oleh masyarakatnya.

Begitujuga dengan SDM di Pulau Mubur. Saat ini sekolah sudah ada mulai dari SD hingga tingkat SLTA. Budaya (Cultural) masyarakat juga mendukung ekosistem alam.

Potensi ke depan.
Lalu jika ada potensi saat ini, tentu Pulau Mubur juga harus siap dengan tantangan masa depan. Apakah potensi jangka panjang Pulau Mubur untuk menghidupi masyarakatnya.

Secara geografis, Pulau Mubur diuntungkan dengan ALKI II. Pulau ini berhadapan langsung dengan lalu lintas kapal kargo internasional. Setiap hari ratusan kapal lalu-lalang dari Asia-Pasifik ke Singapura. Merupakan satu peluang besar, untuk pengembangan industri kelautan. Apalagi tahun 2015 kita memasuki pasar bebas ASEAN. Perairan Anambas berada ditengah-tengah ASEAN dan Mubur sebagai gerbangnya.

Tapi apakah bisa, di Mubur dibuka perusahaan kelas internasional. Tentunya bisa, kita harus mempersiapkan diri. Baik itu secara SDM, Regulasi maupun Budaya. Masyarakat di Pulau Mubur dikenal dengan budayanya nan elok. Modrenisasi merupakan peluang kita untuk memperkenalkan budaya Melayu. Masyarakat harus bangga dengan budaya Melayunya.(red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar